Yeosin Cerpen "Dewa Kesedihan"

 "kenalin wa, ini sahabat aku zelita" kata salma.


"oh yang sering kamu ceritain itu ya?" tangan Dewa terulur bermaksud kenalan, "Dewa" sebutnya, aku tersenyum menyahutinya.


Terpesona melihat dia tersenyum, manis dengan lesung pipi di sebelah kirinya. aku pernah melihatnya dulu waktu acara konser salah satu band favoritku.


Dia masih sama, manis, tampan, berkharisma dan tentu sangat sopan dan ramah.


 --


Jalan-jalan bertiga kali ini telah selesai. Senyumku tak pernah pudar meski dadaku terasa sesak.


malam ini salma sahabatku salma memperkenalkan pria yang telah memiiki hatinya Dewa, yang ternyata diam-diam dewa pun bersarang di hatiku.


Aku sedikit menyesal telah menerima ajakan salma,hatiku sesak.


Langkah kakiku menyusuri jalan, jalan-jalan telah usai,kami hendak pulang.


Sial! aku tak membawa kendaraan, jalanan sepi karena hari sidah malam.


"ze, kamu ga bawa motor?"


Aku tersenyum sambil menggelengkan kepala,salma menarik baju lengan Dewa.


"Wa kamu anterin Zelita ya, kalian searah" pinta salma yang di angguki oleh Dewa.


Selama perjalanan aku dan dewa sama-sama diam, sunyi hanya suara kendaraan berlalu lalang di luar mobil Dewa.


"Wa" panggilku lirih


"Hmm?' dia masih fokus pada jalanan.


Ternyata aku tak ada artinya di mata Dewa, hatiku ngilu.


"tidak jadi wa"


"Hmm"


--


Tiba di depan rumahku, Dewa tak sedikitpun membuka kaca mobilnya dia hanya mengklakson mobilnya dan berlalu pergi di hadapanku, perih!.


--


Sebulan berlalu, langit hari ini cerah menampilkan langit biru dengan sedikit awan bergelomang.


ponselku berdering.


Dewa is calling!


Mataku terbelalak hatiku senang, dewa memanggilku.


"Halo" sapaku penuh semangat.


"maaf mengganggumu, apa kau sedang sibuk?" tanyanya ragu-ragu.


"ngga wa, ada apa ya"


"Temaniku keluar hari ini"


" oh yaudah ayo" kataku antusias.


"bersiaplah, aku akan menjemputmu setengah jam lagi" katanya lalu menutup sambungan telepon.


Akupun bersiap-siap dengan semangat yang menggebu.


tin-tin..


Suara klakson mobil sudah berbunyi, aku mengambil tas slempangku dan pergi keluar untuk menemuinya, jangan sampai dia menungguku lama.


"Hai" sapaku di dsambutnya dengan senyuman manisnya.


"Ada apa tiba-tiba mengajakku pergi" Tanya ku saat mobil mulai melaju


"Aku hari ini mengosongkan jadwal mengajarku, sengaja untuk menghabiskan waktu dengan salma, kau tau salma dimana?"


Mendengar penjelassan barusan, rasanya aku ingin menenggelamkan tubuhku didalam selimut dan berteriak sekencang-kencangnya. ahhh hatiku sakit mendengarnya.


Ternyata dia hanya ingin menanyakan salma, tahu begitu mending aku menghabiskan waktuku di rumah sambil menonton drama korea sepuasnya, lebih baik mataku bengkak menangis melihat ending drama Scarlet Heart Ryeo perpisahan antara IU dan Lee Joon Gi dari pada mendengar penuturan Dewa tadi.


"Maaf wa aku tidak tau, yah kamu tau sendiri kami berdua sama-sama sibuk" ujarku jujur.


"Lalu kenapa kau tadi tidak bilang kalau kau sibuk"tanyanya lagi.


"Aku mengambil cuti sampai hari rabu wa"


"oh bagus kalau begitu"


Bagus? bagus apa maksudnya coba?dia berniat mengajakku pergi lagi dengan salma? oh shit!


"kau mau menemaniku jalan hari ini?


Aku cengo menatapnya, Dewa?mengajaku pergi?


"maksudmu?"


"kau tak mau menemani ku pergi?"


"tidak, oh maksudku iya aku mau menemanimu" jawabku dengan senyuman yang ku kulum.


Setelah itu terbitlah senyum manisnya, aku pun ikut tersenyum, ahh dia manis sekali.


--


Kami jalan-jalan menyusuri Dufan, matahari terik sekali namun tak melunturkan semangatku, senyum tak pernah pudar dari bibirku, senang rasanya menghabiskan waktu dengan orang yang mengisi hatiku.


"Kita naik kora-kora ya ze" ajaknya.


"gak!! aku takut jantungku akan copot, aku gak mau!!" tolakku, aku takut sekali dengan wahana-wahana ekstream.


"ayolah tidak akan terjadi apa-apa kau bisa menggenggam tangan ku jika kau takut" katanya meyakinkan ku.


tak mau membuatnya kecewa akupun menerima ajakannya, kami naik kora-kora, rasanya jantungku bagaikan terjun dari ketinggian yang sangat tinggi, aku takut.


Permainan usai dengan tubuhku ketakutan yang di sembunyikan dari Dewa.


Sekarang aku sudah duduk di dalam mobil, tubuhku ku lemaskan demi melepaskan ketakutanku.


"ini minumlsh, kau terlihat pucat" tawar Dewa dengan cengiran di bibirnya "maaf aku memaksamu tadi" aku Dewa sambil menempelkan ponselnya di telinga, dia menelepon seseorang.


"Kita duduk di belakang saja, agar kau dapat beristirahat, aku sudah menelepon supir agar kita berdua dibelakang" Astaga dia perhatian sekali!. "berbaringlah di pahaku"


Aku mengikuti perintahnya, menyembunyikan senyumku darinya, Tuhan aku senang sekali!!!


--


Malam ini tubuhku sangat ringan, hatiku senang, Tuhan aku sangat bahagia sekali!!


Aku duduk di kursi riasku sambil menggunakan rutinitas skincare malamku.


memikirkan Dewa rupanya sangat baik untuk psikis, bibirku tak berhenti tersenyum seperti orang gila, Tuhan bolehkah aku menghabiskan waktu bersama Dewa lagi? rasanya sungguh ,membahagiakan!


Ponselku bergetar, ada 1 pesan masuk dan dari Dewa!!


"bagaimana kondisimu?jangan lupa makan dan jangan tidur terlalu malam" Astaga aku bahagia di perhatikan oleh dewa.


kubalas pesan dewa dengan senyum yang tak pernah luntur di bibir.


-- 


Seminggu sudah kejadian aku pergi dengan Dewa, pesan-pesan dari Dewa setiap hari datang yang dengan senang hari aku membalasnya.


"Ze kamu tau ngga?" tanya salma dengan binar di matanya, sepertinya dia sedang bahagia, mungkin dia telah memenangkan lotre?.


Saat ini kami tengah duduk di sebuah cafe favorit kami.


"Ngga sal ada apa"


"Dua hari yang lalu Dewa melamarku, lihat cincin ini, cantik kan Ze?" bagai di pukul godam hatiku sakit!Salma masih dengan senyumnya sambil memamerkan cincin bermatakan 1 berlian di jari manisnya, aku kaget!


"Ze gimana? cantik ngga?" tanyanya lagi


"Hmm cantik sekali Sal, selamatnya" Jawabku dengan senyum menahan tangis ku.


"Hmm sal aku kayanya harus pergi deh, aku lupa tadi ibu nyuruh nemenin ke dokter"


"Ibu kamu sakit Ze? sakit apa? Aku temenin ya" 


"ngga usah sal ibu cuma demam biasa, udah ya ini ibu udah nunggu sal" aku bergegas setelah mengucakan hati-hati.


Ku hentikan taksi yang melintas, Dewa lelaki yang kucintai telah melamar salma, sahabatku, aku sedih, hatiku sakit.


Air mataku mengalir sepanjang jalan, membuat tatapan bertanya pada supir yang ku hiraukan.


Dari awal aku salah, aku cinta pada cowok sahabatku sendiri, cowok yang sudah memiliki nama dihatinya. Tuhan ini sakit. Aku hanya bisa meratapi kisah cintau yang tragis, aku harus melupakan Dewa, laki-laki dengan senyum manis yang memikat hatiku.


Kini nama Dewa harus mulai ku hapus, Dewa bukan lagi Dewa Kebahagiaanku, melainkan Dewa kesedihanku.


THE END.

Comments

Popular posts from this blog